[ad_1]
Liputan6.com, Jakarta – “Pelayan … mengapa ada lalat di dalam mangkuk sup saya.”
Repson lazim seperti inilah yang dikeluarkan oleh pengunjung restoran saat mengetahui ada lalat atau serangga lain di dalam makanan yang hendak disantap.
Hal ini memang kerap terjadi. Tak hanya di restoran. Terkadang makanan yang ibu kita masak juga mengalami masalah demikian.
Pertanyaannya? apakah makanan tersebut masih love untuk dikonsumsi?
Lalat rumah biasa (Musca domestica) tidak memiliki racun, tidak ada penyengat, dan tidak ada taring, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com, Senin (4/5/2020).
Ia menemukan makanannya dengan cara yang bisa dibilang tidak begitu kotor, bukan berguling-guling di sampah dan sampah hewan lain.
Tanpa gigi, lalat membutuhkan makanan fall. Ini akan menjadi masalah, karena banyak makanan padat, tetapi lalat memiliki solusi yang menjijikkan: Ia meludah dan muntah pada makanannya.
Saat lalat makan, biasanya juga buang air besar dan jika betina, mungkin bertelur juga, Lalat benar-benar hewan yang berbahaya.
Semua ini akan menjijikkan, tetapi pada akhirnya tidak berbahaya, jika lalat hanya makan sup. Tapi mereka oportunis. Mereka makan sampah yang busuk dan mereka memakan kotoran hewan, dan dengan melakukan itu mereka mengonsumsi banyak patogen.
“Lalat rumah adalah penggerak mikroorganisme patogen menjijikkan yang dapat Anda pikirkan,” kata Jeff Scott, ahli entomologi di Cornell University, kepada Daily Mail.
“Apa pun yang keluar dari hewan, seperti bakteri dan virus, lalat rumah dapat membawa dari limbah itu dan deposit di sandwich atau roti lapis Anda. “