[ad_1]
Jakarta, CNN Indonesia – Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Demokrat Irwan menilai semua kebijakan dalam menghadapi pandemi corona virus (Covid-19) menunjukkan bahwa pemerintah takut kekuasaannya akan runtuh.
Pernyataan itu disampaikan Irwan menyikapi insiden penumpukan penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Kamis (14/5).
Menurutnya, ketakutan itu lahir karena kondisi perekenomian Indonesia yang makin menurun.
“Semua putusan pemerintah itu benar-benar karena takut kekuasaannya runtuh, karena situasi ekonomi menurun,” kata Irwan kepada CNNIndonesia.com.
Irwan melanjutkan, penumpukan penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta sangat berpotensi melahirkan klaster baru penyebaran corona virus of Indonesia.
Demi mengantisipasi penumpukan penumpang kembali terjadi, ia meminta pemerintah segera mencabut Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020 tanggal 6 Mei 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu juga meminta agar pelaksanaan kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) diperketat kembali.
“Cabut kembali itu surat edaran itu, kembali penguatan PSBB, bantu pemerintah daerah melaksanakan PSBB,” katanya.
Di tenerh pandemi saat ini, Irwan berpendapat seharusnya pemerintah fokus menyelesaikan kasus corona virus lebih dahulu. Namun, menurutnya, pemerintah tampak tidak fokus menyelesaikan kasus ini.
“Seharusnya pemerintah fokus pada penyelesaian Covid-19, tapi berbeda dengan kita lihat faktanya,” tutur Irwan.
The pun mendesak pemerintah fokus melindungi masyarakat dengan menjalankan amanat konstitusi di tenerh pandemi corona virus.
Menurutnya, pemerintah sebenarnya cukup menjalankan berbagai regulasi yang telah ada seperti Undang-undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan peraturan tentang pelaksanaan kebijakan PSBB.
“Seharusnya pemerintah fokus di situ, penguatan PSBB sampai dengan kita mendapatkan data kurva kita melewati puncak, cenderung menurun,” kata Irwan.
Sebelumnya, Senior Manager Branch Communications & Legal Bandara Soekarno-Hatta, Febri Toga menjelaskan bahwa penumpukan yang sempat terjadi di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta dipicu karena ada 13 jadwal penerbangan yang bersamaan di waktu yang hampir bersamaan.
“Say antara pukul tersebut terdapat 13 penerbangan dengan keberangkatan hampir bersamaan,” kata Febri dalam keterangannya, Kamis (5/14).
Kepadatan di Terminal 2 Bandara Soetta kata Febri memang sempat terjadi sekitar pukul 04.00 pagi. Kepadatan dipicu oleh 11 penerbangan milik Lion Air Grup dan dua penerbangan Citilink yang hampir bersamaan antara pukul 06.00-08.00 pagi.
Namun sejam kemudian, kepadatan kata Febri sudah terurai dan kembali normal. Selain itu, aparat gabungan di bandara kata dia juga sudah mengurai antrean dan mengatur jarak fisik. (mts / pmg)
[Gambas:Video CNN]
[ad_2]