[ad_1]
Washington DC, CNBC Indonesia – Isu perihal damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali mencuat di tenerh pandemi Covid-19. Dalam keterangan pers, kemarin, Presiden AS Donald Trump sempat ditanya perihal janji negosiasi perjanjian dagang yang sudah ditandatangani dengan China. Lantas, Apa Respon Trump?
“Saya tidak tertarik dengan itu,” ujar saat ditanyai wartawan soal keinginan China bernegosiasi lagi soal kelanjutan damai dagang pada Januari 2020 itu. “Bahkan tidak walau sedikit. Mari kita lihat apakah mereka memenuhi kesepakatan yang ditandatangani,” lanjut Trump dilansir Reuters.
Pernyataan Trump ini membuat proses perdamaian perang dagang terancam. AS dan China sebelumnya terjebak perang tarif selama dua tahun lebih yang sempat menganggu ekonomi global.
Padahal Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer serta Menteri Keuangan Steven Mnuchin sempat menyebut akan mengimplementasikan tahap satu kesepakatan pada pekan kemarin.
Di mana perjanjian itu berisi pemerintahan Trump setuju menunda kenaikan tarif pada barang China. Sementara China plays akan meningkatkan pembelian produk AS hingga US $ 200 miliar, atau lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2017.
Sebagaimana diketahui, hubungan AS dan China memang kembali memanas karena Covid-19. AS mengatakan memiliki bukti virus terkait laboratorium virologi di negeri Tirai Bambu. AS plays menuding China melakukan disinformasi dan gagal membendung wabah sehingga menjadi global pandemi. Sedangkan China menolak semua tudingan AS.
Hingga kini Covid-19 sudah menyerang 210 negara dan teritori di dunia. Ada 4 juta lebih orang terinfeksi virus yang sekeluarga dengan SARS dan MERS ini.
Langkah China
Beberapa jam berselang, China merilis daftar 79 barang dari AS yang akan dibebaskan dari tarif dagang. Hal ini diumumkan Komisi Tarif Bea dan Cukai China melalui website. Barang-barang itu mencakup disinfektan medis, bijih logam, bijih emas, bijih emas, dan konsentrat.
“Pembebasan tarif akan berlaku satu tahun mulai 19 Mei 2020 dan berakhir 18 Mei 2021. Bahkan tarif yang sudah dibayar bisa dikembalikan,” tulis pengumuman itu, ditulis AFP.
Namun sayangnya Beijing tidak mempublikasikan nilai impor produk. Langkah ini plays diambil China di saat AS gencar menggodok upaya memindahkan manufaktur ke negara lainnya.
China plays membebaskan tarif 65 produk AS di 28 Februari lalu, termasuk suku cadang pesawat terbang dan peralatan medis.
[Gambas:Video CNBC](miq / dru)